Friday, November 16, 2012

Cerita Lucu Part 3

1 komentar
 Perhatian!!!
yang baca gila...


1. Teman Sekelas Berbicara Lucu

Gadis kecil kami pulang dari hari pertama masuk sekolah dengan penuh pertanyaan. Salah satunya adalah tentang mengapa beberapa anak-anak di kelas 'berbicara lucu'.

Saya mengatakan bahwa orang-orang dari berbagai daerah yang mengucapkan hal-hal berbeda dan kadang-kadang menggunakan kata-kata yang berbeda.

"Jadi mereka memiliki aksen, kan?" putriku berkata. "Mereka bicara lucu?"

"Semua orang berbicara dengan cara yang berbeda," aku berusaha menjelaskan. "Bagi mereka, kita adalah orang-orang yang terdengar seperti kita sedang berbicara aneh."

Matanya terbelalak. "Oh, tidak," bisiknya. "Maksud Ayah mereka juga mendengar kita berbicara lucu?"

2. Perkataan Anak Sudah Cukup Matang

Pada waktu anakku James berumur 10 tahun, suatu kali aku telah mempersiapkan kue taart durian dan es krim susu cokelat untuk camilan.

Aku membagikan bagiannya kepadanya, kemudian melihat-lihat bagianku sendiri.

"Belakangan ini aku makan makanan manis terlalu banyak," kataku : "Mungkin aku tak harus makan jajanan semacam ini lagi, dalam usia sedemikian, sudah seharusnya aku makan lebih sehat sedikit."

"Benar, Mam," kata James: "setidaknya pikiran Mami ini sangat sehat."

3. Peribahasa Lalat Tak Menyentuh Telur Yang Tak Berlubang

Seekor lalat mendarat di atas kepala suami yang plontos, sang isteri tiba-tiba tersenyum geli. Suami merasa heran dan menanya isterinya ia lagi mentertawai apa.

Isteri berkata: "Seekor lalat turun mendarat di atas kepalamu yang plontos,coba kamu terkah aku sedang terpikir apa?"

Suami meraba-raba kepalanya yang mengkilat, menanya sang isteri lagi terpikir apa?

Isteri menjawab: "Aku tiba-tiba terpikir sebuah peribahasa Tionghoa: lalat tak menyentuh telur yang tak berlubang, hehe..."

4. Mengeluh Kelakuan Suami

Dua wanita sedang ngobrol.

A: "Suamimu orangnya bagaimana?"
B: "Aduh, jangan nyinggung-nyinggung dia dah, aku sendiri juga tak tahu bagaimana harus menilainya. Pendeknya dia bila bekerja serping pelupa, kalau bukan lupa ini, ya lupa itu, sedangkan omongannya selalu kacau balau."
A: "Apakah dia tahu bagaimana bertingkah laku dalam bermasyarakat?"
B: "Terhadap orang, ia sering berkata seenak perutnya, dan dalam berteman ia tak jujur."
A: "O, Bagaimana sikapnya terhadap dirimu?"
B: "Sikapnya terhadap diriku baik sekali, yaitu selalu merendahkan diri, tak pernah menuding-nuding dan main perintah."

5. Suami Yang Menjengkelkan

Suamiku jarang-jarang ingat akan hari perkawinan kami. Saat aku dipersunting oleh suamiku, aku baru berusia 19 tahun. Pada waktu memperingati Hari Perkawinan kami yang ke 20, aku mengira ia paling sedikit juga akan teringat hari yang bagi kami mempunyai arti tertentu ini, tetapi anehnya sehari genap ia tetap bungkam.

Malam hari itu ia tiba-tiba menceletuk: "Apakah kamu tahu?" lalu bungkam kembali. Dengan senang aku memikirkannya, karena akhirnya ia teringat juga, maka dengan sabar aku menunggu ia berkata lebih lanjut.

"Dibandingkan dengan Bapakmu, aku memelihara kamu sudah lebih banyak satu tahun." katanya.

One Response so far

  1. Haha.lucunya. kunjungan balik ya.

Leave a Reply